Bantul, 7 Juli 2024 – Sebuah kegiatan pelatihan bertajuk “Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Sabun dan Lilin Aromaterapi” diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Pimpinan Ranting Aisyiyah Tirtonirmolo Barat Kasihan Bantul bekerja sama dengan Program Studi Magister Manajemen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD). Pelatihan yang berlangsung di Kompleks Mushola Babul Khoir Kalipakis Tirtonirmolo ini diikuti oleh 45 peserta dari lingkungan Ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo Barat dan sekitarnya.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat dan Pemberdayaan Umat (Prodamat) yang dilaksanakan oleh mahasiswa Magister Manajemen UAD. Fahri Kurnia Rahma, Ketua Panitia dan mahasiswa Magister Manajemen UAD, dalam sambutannya menekankan pentingnya inovasi dan edukasi dalam memanfaatkan limbah minyak jelantah agar bernilai guna. “Pelatihan ini tidak sekedar memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun padat dan lilin aromaterapi,” ujar Fahri.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo Barat, H. Sofriyanto Solih M, S.Pd., menyoroti bahaya minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan. “Penggunaan minyak jelantah yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker dan gangguan pada sistem saraf. Selain itu, pembuangan minyak jelantah yang tidak terkontrol dapat mencemari tanah dan air,” jelas H. Sofriyanto. Ia berharap melalui pelatihan ini, masyarakat dapat memahami pentingnya pengelolaan limbah minyak jelantah dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kesehatan dan ekonomi keluarga.
Dr. Abdul Choliq Hidayat, dosen pembimbing Prodamat, menyampaikan materi tentang tata kelola sampah rumah tangga dan dampaknya terhadap kesehatan lingkungan. Ia menekankan pentingnya pengelolaan sampah mandiri dan alternatif pendayagunaan sampah agar bermanfaat bagi lingkungan.
Nurrohmah, aktivis lingkungan hidup dari Ranting Aisyiyah Tirtonirmolo Barat, memaparkan cara pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun padat. Dalam sesi ini, peserta diperlihatkan langkah-langkah praktis pembuatan sabun padat dari minyak jelantah, mulai dari bahan, alat yang diperlukan, hingga proses pembuatannya.
Materi inti pelatihan disampaikan oleh Hj. Suprihatin yang menjelaskan cara pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Pelatihan ini mengombinasikan teori dan praktik, di mana peserta langsung diajak untuk mempraktikkan pembuatan lilin aromaterapi dengan menggunakan minyak jelantah yang sudah diolah.
Kegiatan pelatihan ini mendapat sambutan antusias dari warga. Meskipun awalnya hanya dibatasi untuk 30 peserta, jumlah peserta akhirnya mencapai 45 orang. Antusiasme tinggi ini menunjukkan tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi produk yang bernilai guna dan ekonomis.
H. Sofriyanto berharap kerja sama dengan Program Studi Magister Manajemen UAD dapat terus berlanjut. “Kerja sama ini diharapkan dapat ditularkan kepada setiap angkatan dalam Prodamat selanjutnya sehingga PRM Tirtonirmolo Barat selalu dipertimbangkan sebagai mitra kerja sama dalam Prodamat atau program lainnya,” pungkasnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan limbah minyak jelantah dan mampu mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat, baik bagi kesehatan, lingkungan, maupun ekonomi.